Pernah baca quotes seperti itu? Dulu, aku tidak
mempercayainya. Dulu ketika pemikiranku masih sangat seperti dongeng, aku jelas
tidak menyetujuinya… Namun, time always can change everything, right? Now, I’m
totally agree with that quotes :D
Segala sesuatu, seindah apapun, sekuat apapun, tetap tidak
akan abadi. Bahkan jika bukan karena sebuah “tragedi”, tetap akan dapat terpisahkan oleh “ajal”.
Jangankan dua jiwa yang berada dalam raga berbeda, satu nyawa pun takkan
selamanya menetap pada tubuhnya. Kelak waktu, ketentuan Tuhan, akan
memisahkannya hingga berubah jadi bangkai belaka…
Tidak ada kebahagian sejati jika digantungkan pada harapan
atas kebadian (dalam hal kepemilikan sesuatu seperti
harta/hubungan/jabatan/makhluk). Semakin tinggi tingkat kebergantungan dan
harapan, maka semakin besar pula kehancuran yang dirasakan saat waktunya tiba.
Sungguh, tiap hal memiliki waktunya sendiri, manusia tak punya daya untuk mempercepat atau memperlambat, yang
terbaik hanyalah menjalani dengan rasa
syukur tertinggi dan menghargai setiap
detail dalam prosesnya. Sebab kala waktunya tiba, tak ada yang akan mampu
mengembalikan sedikitpun atas apa yang hilang, kecuali hanya sisa kenangan yang
berputar dalam ingatan dan menarik diri tenggelam pada alam imaji.
Yang mampu melewati akan tumbuh menjadi sosok yang lebih
hebat, namun yang tidak mampu? Akan terkubur, dikubur hidup-hidup oleh
ingatannya sendiri, terbunuh oleh kekacauan pikirannya yang membuatnya tidak
mampu menyesuaikan diri atas perubahan yang ada…
Maka yang terpenting bukan seberapa berharganya atau
seberapa indahnya sesuatu yang Tuhan berikan, tapi… seberapa luas diri mampu menata hati untuk mensyukuri yang sedang
dimiliki dan menyadari bahwa segalanya tetap akan kembali pada ketentuan-Nya…
Ingat, bukan tentang kembali pada-Nya, namun kembali pada ketentuan-Nya… Yang artinya bukan hanya tentang kematian, namun
juga tentang kuasa Tuhan untuk memisahkan dengan cara apapun, sebab Dia-lah
yang paling mengetahui skenario terbaik dan Dia-lah
sehebat-hebatnya pembolak-balik hati.
0 comments:
Post a Comment