Kemudian aku datang ke kolam renang, memuaskan diri dengan berenang kesana kemari. Tapi anehnya aku sendirian. Sama sekali tidak ada pengunjung lain. Tiba-tiba seperti ada suara dari dasar kolam yang memanggilku, mengajakku menyelam ke dasar.
Aku baru tersadar bahwa dari tadi aku memang belum menyentuh ubin dasar kolam, karna hanya berenang ke kiri kanan lalu berpegangan di pinggirannya, tanpa menapakkan kaki. Tidak ada petunjuk tentang berapa kedalaman kolam ini, tidak ada penjaganya juga. Ada apa dengan kolam ini? pikirku.
Akhirnya aku melepaskan pegangan tanganku, ku biarkan diriku jatuh perlahan ke bawah, namun aku mulai panik saat kakiku belum juga menyentuh dasarnya, padahal aku sudah jauh sekali turun. Masih penasaran, ku tengok ke bawah, berusaha menyelam dengan cepat untuk mencapai dasar. Ketika sudah melihat dasar, ada sesuatu yang janggal.
Dasar kolam itu bolong sekitar 2 meter di tiap sisi kiri kanannya. Aku mempercepat gerakan untuk segera sampai, ku intip apa yang ada di balik bolongan itu, dan wow.... Pemandangan dasar lautan yang sangat indah! Ini tidak masuk akal, pikirku. Bagaimana mungkin sebuah kolam renang tersambung dengan dasar laut namun air kolam tetap tidak asin? Ini tidak mungkin.
Terumbu karang, bebatuan berlumut, goa-goa, warna-warni tanaman laut, beragam ikan-ikan berenang menghiasi keindahan yang ku lihat. Dasarnya itu semakin menjorok ke dalam, semakin jauh semakin dalam. Jadi apa yang ku lihat di pinggir ini hanyalah bagian dangkal dari kedalaman yang sebenarnya.
Anehnya adalah, tiba-tiba keluar beberapa orang dari beberapa goa yang ada disana. Orang-orang itu berenang seperti ikan duyung. Beberapa diantaranya menghampiriku. Kemudian berkata, "Selamat datang, kerajaan masih terletak jauh dari sini. Butuh waktu dua hari untuk perenang biasa."
Aku terkejut sekaligus takut. Aku heran mengapa bisa menangkap suaranya padahal di dalam air harusnya tidak bisa bicara dan mendengar. Memang hanya gelembung yang keluar, tapi maknanya dapat tersampaikan. Seakan mereka menyampaikan pesan yang langsung masuk ke dalam pikiranku tanpa melalui air, seperti telepati.
Aku mencoba menjawab walau hanya gelembung yang nampak keluar, "Ada kerajaan dilaut ini? Benarkah? Lewat kolam ini bisa tersambung kesana?"
Entah mereka menangkap pesanku atau tidak, aku tidak terlalu berharap. Tapi ternyata mereka memahami, dan menjawab lagi, "Iya, ada kerajaan disini. Kolam ini salah satu pintunya. Banyak orang tidak berani berenang di kolam ini karena banyak yang hilang. Sebenarnya mereka tidak hilang, tapi mereka masuk kesini, terpesona dengan keindahannya sehingga memaksa masuk terlalu jauh, namun nafasnya tidak cukup."
Aku terpaku. Artinya orang-orang itu sudah mati karena tenggelam kehabisan nafas kan? batinku. Aku mulai sedikit takut, tapi mereka nampak menyambutku dengan sangat bersahabat. Aku merasa seakan aku berbeda dari orang-orang lainnya. Dalam kebingungan dan kekhawatiranku itu mereka berkata, "Kami bisa mengantarmu dengan cepat kalau kamu mau kesana. Berpeganganlah, kamu tidak perlu berenang lagi, kamu bisa bernafas disana."
Belum sempat menjawab, nafasku sudah semakin sesak. Air kolam terminum olehku, aku semakin kehabisan nafas. Akhirnya ku abaikan mereka, aku segera berenang secepat mungkin berusaha mencapai tepian kolam. Tenaga dan nafasku sungguh sudah sangat sedikit. Sepertinya aku akan mati tenggelam, pikirku. Tapi aku tidak ingin mati konyol seperti itu. Ku paksakan diriku untuk lebih cepat lagi dan... aku berhasil meraih tepian.
"huaaaaah..." ku tarik nafas sedalam-dalamnya. Aku masih hidup, syukurlah. Tiba-tiba teringat dengan orang-orang yang mati karena kehabisan nafas disana, kasihan sekali mereka. Eh tapi, yang tadi berbicara denganku itu apa dong? Wujudnya manusia, tapi kenapa mereka bisa bertahan dan tidak mati disana? Apakah mereka duyung? atau jangan-jangan hantu? pikiran liarku semakin menjadi-jadi. Aku segera keluar dari kolam, berganti pakaian dan pulang ke rumah.
Diperjalanan aku bertemu dengan Dini, baru sempat ngobrol sebentar, tiba-tiba muncul seekor binatang yang mengejar kami. Kami berlari sekencang-kencangnya, lalu bersembunyi dirumah orang yang ada gerbangnya. Pintu gerbangnya kami kunci, kami mengumpat di kolong meja dan dibelakng pot-pot bunga besar. Nafasku tersenggal-senggal, apa yang terjadi? binatang apa itu?
Aku mengintip sedikit, binatang itu sudah berdiri tepat di depan gerbang. Bulunya kuning kecoklatan, giginya menyeramkan. Seketika tersadar, srigala!
Dasar kolam itu bolong sekitar 2 meter di tiap sisi kiri kanannya. Aku mempercepat gerakan untuk segera sampai, ku intip apa yang ada di balik bolongan itu, dan wow.... Pemandangan dasar lautan yang sangat indah! Ini tidak masuk akal, pikirku. Bagaimana mungkin sebuah kolam renang tersambung dengan dasar laut namun air kolam tetap tidak asin? Ini tidak mungkin.
Terumbu karang, bebatuan berlumut, goa-goa, warna-warni tanaman laut, beragam ikan-ikan berenang menghiasi keindahan yang ku lihat. Dasarnya itu semakin menjorok ke dalam, semakin jauh semakin dalam. Jadi apa yang ku lihat di pinggir ini hanyalah bagian dangkal dari kedalaman yang sebenarnya.
Anehnya adalah, tiba-tiba keluar beberapa orang dari beberapa goa yang ada disana. Orang-orang itu berenang seperti ikan duyung. Beberapa diantaranya menghampiriku. Kemudian berkata, "Selamat datang, kerajaan masih terletak jauh dari sini. Butuh waktu dua hari untuk perenang biasa."
Aku terkejut sekaligus takut. Aku heran mengapa bisa menangkap suaranya padahal di dalam air harusnya tidak bisa bicara dan mendengar. Memang hanya gelembung yang keluar, tapi maknanya dapat tersampaikan. Seakan mereka menyampaikan pesan yang langsung masuk ke dalam pikiranku tanpa melalui air, seperti telepati.
Aku mencoba menjawab walau hanya gelembung yang nampak keluar, "Ada kerajaan dilaut ini? Benarkah? Lewat kolam ini bisa tersambung kesana?"
Entah mereka menangkap pesanku atau tidak, aku tidak terlalu berharap. Tapi ternyata mereka memahami, dan menjawab lagi, "Iya, ada kerajaan disini. Kolam ini salah satu pintunya. Banyak orang tidak berani berenang di kolam ini karena banyak yang hilang. Sebenarnya mereka tidak hilang, tapi mereka masuk kesini, terpesona dengan keindahannya sehingga memaksa masuk terlalu jauh, namun nafasnya tidak cukup."
Aku terpaku. Artinya orang-orang itu sudah mati karena tenggelam kehabisan nafas kan? batinku. Aku mulai sedikit takut, tapi mereka nampak menyambutku dengan sangat bersahabat. Aku merasa seakan aku berbeda dari orang-orang lainnya. Dalam kebingungan dan kekhawatiranku itu mereka berkata, "Kami bisa mengantarmu dengan cepat kalau kamu mau kesana. Berpeganganlah, kamu tidak perlu berenang lagi, kamu bisa bernafas disana."
Belum sempat menjawab, nafasku sudah semakin sesak. Air kolam terminum olehku, aku semakin kehabisan nafas. Akhirnya ku abaikan mereka, aku segera berenang secepat mungkin berusaha mencapai tepian kolam. Tenaga dan nafasku sungguh sudah sangat sedikit. Sepertinya aku akan mati tenggelam, pikirku. Tapi aku tidak ingin mati konyol seperti itu. Ku paksakan diriku untuk lebih cepat lagi dan... aku berhasil meraih tepian.
"huaaaaah..." ku tarik nafas sedalam-dalamnya. Aku masih hidup, syukurlah. Tiba-tiba teringat dengan orang-orang yang mati karena kehabisan nafas disana, kasihan sekali mereka. Eh tapi, yang tadi berbicara denganku itu apa dong? Wujudnya manusia, tapi kenapa mereka bisa bertahan dan tidak mati disana? Apakah mereka duyung? atau jangan-jangan hantu? pikiran liarku semakin menjadi-jadi. Aku segera keluar dari kolam, berganti pakaian dan pulang ke rumah.
Diperjalanan aku bertemu dengan Dini, baru sempat ngobrol sebentar, tiba-tiba muncul seekor binatang yang mengejar kami. Kami berlari sekencang-kencangnya, lalu bersembunyi dirumah orang yang ada gerbangnya. Pintu gerbangnya kami kunci, kami mengumpat di kolong meja dan dibelakng pot-pot bunga besar. Nafasku tersenggal-senggal, apa yang terjadi? binatang apa itu?
Aku mengintip sedikit, binatang itu sudah berdiri tepat di depan gerbang. Bulunya kuning kecoklatan, giginya menyeramkan. Seketika tersadar, srigala!
0 comments:
Post a Comment