Jagalah PIKIRAN... karena pikiran akan menjadi ucapan.
Jagalah ucapan... karena ucapan akan menjadi perbuatan.
Jagalah perbuatan... karena perbuatan akan menjadi sikap.
Jagalah sikap... karena sikap menentukan KEBERHASILAN.
Control Yourself Before You Control Your World
Ghost and Big Snake
Aku berlari sana sini mecari toilet, entah itu di gedung apa, seperti sebuah mall, namun nampaknya sudah malam dan akan tutup. Setibanya di toilet, aku tidak menemukan cermin disana. Hanya lorong sempit dengan 4 kamar toilet di sisi kiri, dan wastafel di bagian ujung. Aku menunggu giliran untuk masuk karena semua pintu tertutup, yang ku duga artinya didalam pasti “ada orang” nya. Tak lama setelah aku menunggu, gadis kecil masuk bersama ibunya. Namun karena penuh, mereka pun menunggu disebelahku. Entah mengapa aku merasakan ada yang tidak beres di toilet ini. Memang ada suara air dari kamar toilet, tapi feelingku buruk. Gadis kecil yang merasa menunggu terlalu lama menjadi tidak sabar, ia menggedor pintu tersebut.
Anak Panah Ditangan Allah
Jadi..... Jika Kamu seperti dalam keadaan yang mundur, bersabarlah : Mungkin Allah tengah meletakkanmu di busur-Nya. Menarikmu jauh-jauh ke belakang, agar di saat Kamu dilepaskan, Kamu memiliki daya dorong yang kuat untuk mencapai sasaran. Dan jika Kamu melihat seorang teman seperti tengah mengalami kemunduran, jangan buru-buru menghakimi dengan mengatakan “Apinya telah padam” atau.. “Jangan-jangan dia ada dosa..”
Jadilah teman yang baik, yang mendampingi di saat temanmu sedang “dimundurkan”. Karena dengan demikian Kamu ikut menjaganya agar tidak sampai putus asa dan terkulai. Kamu, Aku, dia, mereka, kita… adalah anak-anak panah ditangan Allah...! Hidup untuk mencapai suatu sasaran yang sudah ditetapkan. Tetaplah semangat, tetaplah bersabar, tetaplah tekun dalam kebenaran, dan senantiasa ISTIQOMAH dan tetaplah berdoa memohon kepada Allah, niscaya Allah akan memberi lebih dari yg kita mohonkan...
Template Blog Tema Pernikahan
Luka Selalu Mendewasakan
Kerugian terbesar adalah saat luka tak mampu mendewasakanku. Kekalahan terbesar adalah saat luka justru mengubahku menjadi pribadi yang lebih buruk daripada diriku sebelumnya. Hal yang sangat memalukan adalah saat luka berhasil mengacaukan pengendalian diriku hingga memunculkan dendam dan kebencian yang tiada berujung. Disitulah selemah-lemahnya jiwa yang secara perlahan akan menghancurkan kehidupan diri sendiri.
Kini aku sepenuhnya menyadari bahwa akhirnya aku akan selalu berterimakasih pada pengukir luka terhebat dalam hidupku, sebab darisanalah aku mendapati ilmu tentang "kebangkitan" yang tak bisa ku beli dengan harga berapapun.
Jangan terfokus pada seberapa perihnya sebuah luka, tapi fokuslah pada seberapa banyak kita dapat mengambil makna positif yang hendak Allah sampaikan melalui luka tersebut :)
Template Blog Cantik Tema Kupu-Kupu
Template Blog Tema Cinta
Template Blog Keren Tema Buku
GAGAL Karena Tidak MAMPU Atau Tidak MAU?
Nothing’s Forever, Forever is A Lie
Pernikahan Dini
God, Only You Know How's The Truth
Allah, aku memahami bahwa Kau Maha Adil, yang mana setiap perbuatan akan memperoleh ganjarannya. Namun saat perih ini menggetarkan pertahananku, menghancurkan dayaku, melemahkan tubuhku, memunculkan fikiran untuk menyelesaikan semuanya dengan tanganku.. bagaimana caraku mengendalikannya?
Bagaimana bisa manusia yang sangat baik pencitraan agamanya, yang luas pengetahuan Islamnya, yang nampak kuat iman dan takwanya, yang sering menyebut-Mu dalam tutur katanya, namun diam dan berlari saat dimintai pertanggungjawaban atas kekacauan yang telah diperbuatnya? lalu masih melakukan pembelaan diri dengan mengatasnamakan hal-hal yang mengarah pada agama-Mu?
Pengendalian Emosi
Kerajaan Bawah Laut
Kemudian aku datang ke kolam renang, memuaskan diri dengan berenang kesana kemari. Tapi anehnya aku sendirian. Sama sekali tidak ada pengunjung lain. Tiba-tiba seperti ada suara dari dasar kolam yang memanggilku, mengajakku menyelam ke dasar.
Terkadang Hanya Waktu Yang Mampu
Segitiga Matahari
Sinar mentari semakin terang menembus kaca jendela. Aku bergegas mengikat tali sepatu untuk berangkat ke sekolah. Pagi ini firasat terasa buruk sekali, entah mengapa. Setibanya di SMPN 174, aku berpapasan dengan tiga teman karibku di tangga menuju lantai tiga. "Haiii...!" ku sapa mereka dengan penuh semangat dan keceriaan. Mereka menatapku, namun diluar dugaan, seketika dibuang pandangannya dari wajahku dengan sinis, lalu berlalu pergi begitu saja, tanpa jawaban, tanpa senyuman balasan. Melihat perlakuan itu, aku baru teringat dengan permasalahan yang belum terselesaikan diantara kami, sebuah kesalahpahaman yang membuat semuanya menghilang dariku.